Karakteristik Obat Herbal
Karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki yang biasanya khas pada obat herbal sehingga membedakannya dari obat kimia sintetis. Berbicara karakteristik obat herbal maka berbicara tentang beberapa aspek diantaranya kandungan , khasiat atau efek farmakologis, indikasi, dosis, tingkat keamanan, dan sediaan obat herbal.
Kandungan Herbal
Satu jenis herbal biasanya mengandung banyak zat aktif. Sebagai contoh habbatusauda atau nigella sativa atau jintan hitam memiliki banyak zat aktif diantaranya yang terpenting :
- thymoquinon (30-48%)
- thymohidroquinon (7-15%)
- dithymoquinon
- p-cymene
- carvacrol (6-12%)
- 4-terpineol (2-7%)
- t-anethol (1-4%)
- sequisterpen longifolene (1-8%)
- alfa - pinene
- thymol
- minyak atsiri
- flavonoid
- alkaloid (nigelidin)
- asam lioleat
- asam lenolenat
- selenium
- tokoferol
- retinol
- dll
Oleh karenanya habbatusauda memiliki lebih dari satu khasiat diantaranya sebagai antidiabetik, immunomodulator berupa imunostimulan dan imunoterapeutik sehingga sangat membantu pada terapi kanker, anti radikal bebas (anti oksidan), antibiotik alami. Karena kerjanya yang tidak spesifik itu maka herbalis sering mengkombinasi berbagai herbal agar terjadi efek sinergi.
Khasiat atau Efek farmakologis obat herbal
Efek obat herbal relatif lebih lemah dibandingkan obat kimia sintetis.
Obat herbal memiliki waktu kerja obat yang relatif lebih lama sehingga efek yang diharapkan biasanya akan tercapai setelah beberapa minggu pemakaian.
Dengan ini obat herbal kurang tepat untuk penanganan yang sifatnya gawat darurat.
Indikasi Obat Herbal
Obat herbal biasanya diindikasikan dengan pendekatan tradisional meski demikian banyak penelitian modern yang telah membuktikan ketepatan indikasi tersebut. Selain itu penelitian juga membuktikan bahwa ada beberapa herbal dimana efek plasebonya lebih dominan daripada efek terapi sebenarnya.
Dewasa ini banyaknya penelitian obat herbal terutama mengenai zat aktif yang terkandung dalam suatu tanaman herbal (fitokimia). Dengan demikian diharapkan penggunaan obat herbal lebih tepat indikasinya secara tradisional maupun medis. Oleh karenanya dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang kandungan-kandungan zat aktif tanaman herbal.
Tingkat Keamanan Obat Herbal
Obat herbal memililiki tingkat keamanan yang relatif lebih baik dibandingkan obat konvensional. Penggunaan obat herbal secara tradisional hanya mengenali resiko-resiko pada umumnya atau resiko-resiko yang cepat muncul. Lebih sulit lagi untuk mengenali resiko yang jarang terjadi atau hanya sesudah penggunaan dalam jangka panjang. Diperkirakan satu dari 10.000 pengguna ginko mengalamai masalah perdarahan.
Sebagai contoh, habbatusauda atau jintan hitam memiliki batas keamanan yang besar. Pada sebuah penelitian diketahui LD50 untuk dosis tunggal minyak biji Habbatussauda adalah 28,8 mL per kg berat badan bila diberikan secara oral, dan 2,06 mL per kg berat badan saat disuntikkan secara intraperitoneal. Berdasarkan hitungan secara farmasi minyak habbatusauda sama sekali tidak mematikan bila dikonsumsi dengan dosis terapeutik yang tepat.
Sediaan Obat Herbal
Sediaan obat herbal ini juga bermacam mulai dari yang sederhana hingga yang modern. Semua itu tergantung kebutuhan dan pertimbangan baik pengguna maupun praktisi herbal.
Untuk sediaan sederhana seperti infus dan dekokta. Obat herbal yg modern tersedia dalam berbagai kemasan mulai dari serbuk sampai extraknya (berupa minyak), pil, kapsul bahkan ada juga yang dalam betuk drop atau tetesan seperti otem. Namun di sini yang perlu diperhatikan bahwa obat herbal harus alami dan tidak boleh ada tambahan zat kimia. BPOM menyatakan bahwa suatu obat dapat digolongkan dalam obat-obatan tradisional atau herbal jika obat tersebut mengandung unsur alam 100% tanpa adanya tambahan bahan kimia sedikit pun.
Demikian semoga bermanfaat
Wallahu a'lam
Channel Telegram :
https://t.me/sakinahdengansunnah
Grup Wa Sakinah dengan Sunnah :
https://chat.whatsapp.com/5NN5aztXsr8FfeXp4JCsqC
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar